Abstrak |
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penggunaan laba dan arus kas terhadap financial distress. Arus kas sebagai variabel independen memiliki tiga dimensi variabel yaitu arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas investasi, dan arus kas aktivitas pendanaan. Hal yang baru pada penelitian ini adalah pada pengukuran financial distress menggunakan dua metode pengukuran yaitu metode Altmant z-score dan Springate s-score.
Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 5 tahun yaitu 2015-2019. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster sampling. Sampel penelitian ini adalah 65 perusahaan. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda.
Pada penlitian ini menggunakan dua variabel dependen dengan pengukuran yang berbeda yaitu financial distress dengan metode Altmant z-score dan financial distress dengan metode Springate s-score. Pada kedua metode tersebut apabila dibandingkan lebih baik menggunakan metode Springate s-score karena nilai R Square pada metode ini sebesar 0,233 yang artinya financial distress dengan metode Springate dapat dijelaskan sebesar 23,3% oleh variabel laba dan arus kas sedangkan financial distress metode Altmant memiliki nilai R Square lebih kecil yaitu sebesar 0,046 yang artinya financial distress dengan metode Altmant dapat dijelaskan sebesar 4,6% oleh variabel laba dan arus kas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) laba berpengaruh positif signifikan terhadap financial distress, (2a) arus kas aktivitas operasi berpengaruh tidak signifikan terhadap financial distress, (2b) arus kas aktivitas investasi berpengaruh tidak signifikan terhadap financial distress, (3c) arus kas aktivitas pendanaan berpengaruh negatif signifikan terhadap financial distress yang menggunakan metode Springate s-score, dan berpengaruh tidak signifikan untuk financial distress yang menggunakan metodel Altmant z-score.
Kata Kunci: Laba, arus kas, dan financial distress
|